kata sambutan


counters

Tuesday, October 22, 2013

Tuhan, ajarkan aku...

Tuhan...
Rasanya tak adil dunia ini
Tapi akupun tak kalah tak adilnya memperlakukanmu
Aku kembali kepadamu hanya ketika ku ingin mengadu
Tapi terkadang melupakanmu ketika aku sedang diurung kebahagiaan

Maafkan hambamu yang berlumur dosa ini
Maafkan aku yang selalu acuhkanmu
Maafkan aku yang selalu mementingkan duniaku
Maafkan aku yang tak henti meminta maaf kepadamu
Maafkan aku yang tak pernah mematuhi menurut perintahmu
Maafkan aku yang tak henti mengadu kepadamu
Maafkan aku yang selalu meminta dengan serakah kepadamu

Tapi....
Memang hanya engkau tempatku mengadu semuanya
Memang hanya engkau tempatku meminta
Memang hanya engkau tempatku mencurahkan airmata ini
Memang hanya engkau tempatku bersandar dari segala kepenatan ini
Kepenatan yang tak kunjung berhenti

Terkadang aku sering berpikir
Apakah aku pantas mengadu kepadamu?
Apakah aku pantas menjatuhkan butiran airmata ini?

Disaat ribuan orang diluar sana masih lebih berhak mengadu kepadamu
Disaat semua nikmat yang telh kau berikan kepadaku
Hanya secuil goresan di hati, secuil masalah yang tak penting
Aku menangis, mengeluh, dan mengadu

Tuhan...
Ajarkan aku sebuah ketegaran
Ajarkan aku sebuah keikhlasan
Ajarkan aku sebuah kesabaran
Ajarkan aku bagaimana menjalani hidup ini 
Ajarkan aku arti dunia ini

Agar aku lebih menikmati semua alur skenariomu
Agar aku dapat mengerti lebih dalam arti kehidupan ini
Agar aku dapat lebih mensyukuri semua garis yang telah engkau tetapkan

Sunday, October 13, 2013

Hujan kau ingatkan aku tentang satu rindu, dikala senja dan kamu...

Di kala itu, senja tiba. Hujan pun semakin semangat membasahi kota ini. Kota dimana aku menuntut ilmu dan mencari segudang pengalaman disana. Disaat itu, aku baru saja pulang kuliah di universitas ternama di kota Jatinangor. Hujan semakin gencar membasahi tubuhku. Akhirnya aku berhenti sejenak di sebuah warung tenda dekat kosanku berada. Pikirku, berharap ada malaikat turun dari surga membawakan payung untukku dan membawaku ke surga dan tak pernah kembali ke dunia yang kejam ini dan segera bertemu dengan Allah. Aku rindu sekali dengannya. Ah, hanya khayalku saja... Selalu saja aku memikirkan hal yang tidak-tidak seperti itu. Tapi tak lama kemudian, khayalanku ternyata tak sekedar khayal. Sosok malaikat itu datang. Sosok malaikat berwujud pangeran gagah perkasa berkacamata lewat di hadapanku dengan mmbawakan payung.

Ya allah.............................. Bangunkan aku dari tidurku ini!
Dia lewat di depanku. Lantas dia menawarkan payung itu untukku. Seakan seperti berada di suatu cerita dongeng atau novel-novel fiktif yang sering ku santap. Ah, senja, hujan, Jatingangor, dan dia. Itu selalu membekas dalam hidupku. Kita berada pada satu payung, dan bayangan kita berdua pun menjadi satu. Semakin dekat, membuatku semakin nyaman ada di dekat dia. Entahlah, hanya dengan dia aku bisa merasa senyaman ini. Setelah sampai di pertigaan kosan dia, dia memberikan payung itu untukku. Dia rela diterpa hujan demi melindungiku engan memberikan payungnya untukku, dan dia menerobos hujan yang tak tega membasahi sekujur tubuhnya itu. Oh god.... Is he an angel? It's the most wonderful moment that I have ever! :') *agak lebay dikit*

Auranya yang menenangkan, peringainya yang mampu membuatku terkesima, dan dia adalah seseorang yang sangat berbeda dengan orang-orang yang aku kenal sebelumnya. Itulah point-point yang membuatku begitu dalam mengaguminya, dan akhirnya 'mungkin' timbul lagi benih cinta di hatiku yang masih dalam masa pemulihan ini. Dia tak hanya baik kepada orang yang dia sukai, tetapi dengan semua orang yang ada di sekitarnya. Karena itulah, sulit membaca isi hati dia.

Hujan....... Senja........ Dan kamu!