kata sambutan


counters

Wednesday, December 25, 2013

Pilih Dunia yang cuma sepermili-second or akhirat selama-lamanya?


Prof. Dr. Carl Sagan dari Universitas Cornell, dalam bukunya yang cukup populer, The Dragons of Eden (Random House, New York, 1977, dicetak ulang 2006), mengemukakan bahwa jika sekiranya usia alam semesta kita kompres menjadi satu tahun cosmic year, maka : Penciptaan alam semesta berlangsung tanggal 1 Januari, Galaksi Bimasakti baru terbentuk tanggal 1 Mei, Tatasurya kita muncul tanggal 9 September, Bumi kita yang kecil ini baru ada tanggal 14 September, Makhluk hidup pertama berupa mikroorganisme eksis tanggal 9 Oktober, Zaman dinosaurus berlangsung dari 24 sampai 28 Desember, Manusia baru tampil ke pentas sejarah pada tanggal 31 Desember pukul 23.00, dan Nabi Isa Al-Masih a.s. lahir empat detik yang lalu. Maka hidup kita yang diasumsikan 63 tahun ini apa? satu mili-second? atau satu nano-second? Bahkan dalam pengasumsian pun, kita selalu menemukan bahwa ternyata hidup kita ini pun begitu singkat. Selalu ada makna hidup yang tersirat dari sebuah sains. Beranilah menjalani kehidupan yang hanya sebentar, dan beranilah menyambut kematian yang akan menyahut secara tiba-tiba (Miftahudin, 2013).




Dari penataran diatas, aku tersadar. Aku pun mengakui bahwa waktu memang sangat cepat berlalu. Entahlah, tiba-tiba buku kuduk aku merinding. Aku sadar, dunia itu cuma selewatan doang. Akhirat lah yang kekal! So, kenapa kita terus mengejar dunia secara berlebihan dan menyepelekan masalah akhirat? Sering sekali sholat di nomorduakan, dan terus aja melakukan kegiatan dunia dengan beralasan *bentar dulu deh, ini lebih penting(. Harusnya sadar heeeey! -_- Benar-benar jadi renungan dan pukulan banget! Dan ini tercantum di dalam alquran looooh..... (ya karena para ilmuan juga nyontek dari alquran :p wehehe)

Monday, December 2, 2013

Sendiri di tengah kebisingan

Hanya ini yang bisa kulakukan
Disaat ku termenung sendiri, hanya jentikan tangnku lah yang dapat sedikit meringankan beban pikiranku
Dan hanya Tuhan lah yang mampu mendengar semua curahanku tanpa lelah
Curahan dari hambanya yang telah lelah dengan semuanya
Seakan ingin berteriak "Kapan semua ini berakhir?"
Seakan ingin menangis, tapi tak mampu
Ditengah keramaian orang, justru aku merasa sendiri
Hanya bayangannya lah yang mampu ku gapai
Entahlah, aku sudah muak dengan semuanya
Jika aku memiliki sebuah permintaan, maka aku akan meminta
Jangan pernah lahirkan aku di dunia ini, aku ingin bahagia di surga
Aku tak ingin mengenal manusia yang keji
Aku tak ingin mengenal dunia yang terkutuk ini
Aku tak ingin mengenal sosok ku yang egois ini
Aku tak ingin menjadi artismu, ya Allah...
Sadarkan aku, sadarkan aku!
Aku harus membuka mataku, aku harus belajar menerima walaupun sulit
Semua teori telah ku cerna, tapi entah mengingat teori lebih mudah dari praktiknya
Aku tak sanggup menjalani skenariomu, Tuhan...
Aku sudah muak dengan semua tipu daya muslihat dari dunia ini
Aku sudah muak dengan tingkah manusia yang semakin menjadi
Kapan kau akan mencabut tahta ku sebagai manusia?
Aku ingin cepat bertemu denganmu, ya Rabb...